Ouvir o texto...

domingo, 26 de julho de 2015

Rudi Isbandi Pelukis yang senang jalan kaki ke mana saja sampai capek ini pada tahun 1991 mendirikan Museum RUDI ISBANDI, museum seni rupa pribadi pertama di Surabaya

Lahir di Yogyakarta, 2 Januari 1937, Pria yang gemar memakai topi tersebut belajar melukis kepada Affandi dan Hendra Gunawan di Sanggar Pelukis Rakyat pada tahun 1950-an. Sejak tahun 1957, ia aktif ikut pameran bersama didalam dan luar negeri.

Untitled-1 - Copy


Rudi Isbandi


Pameran tunggalnya sendiri baru ia adakan pada tahun 1970. Setelah itu hampir 2 tahun sekali ia mengadakan pameran tunggal. Dalam berkarya ia mempunyai konsep untuk terus melakukan penjelajahan kreatif secara konsisten dalam dimensi intuitif baik dua dimensi, tiga dimensi maupun instalasi. Ia cenderung menghindar dari kekenesan wujud bentuk visual yang justru dapat menyederhanakan bentuk itu sendiri dalam penampilannya yang bersahaja, dan terlihat spontan. Belakangan ia lebih banyak mengerjakan mixed media, seperti dalam pameran tunggalnya pada tahun 2002 dan 2004.

Karya mixed media yang dibuat Rudi Isbandi sarat dengan nuansa spiritualitas. Menggunakan berbagai media, Rudi melampiaskan curahan batinnya dalam karya-karya yang unik, misalnya Gir sepeda rongsokan oleh Rudi dibentuk menjadi parade bintang di langit. Ada salib, simbol kekristenan. Ada nuansa Buddhis. “Tinggal Anda saja yang menafsirkan. Yang jelas, apa pun persepsi penonton semuanya saya anggap benar,” kata Rudi yang dulu banyak menulis kritik seni rupa di media massa itu.

* Pelukis yang senang jalan kaki ke mana saja sampai capek ini pada tahun 1991 mendirikan Museum RUDI ISBANDI, museum seni rupa pribadi pertama di Surabaya

yang didirikan di sebuah jalan kecil, tepatnya di Jalan Karang Wismo 1/10, Kelurahan Erlangga, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Museum yang juga di gunakan sebagai tempat tinggal bersama keluarganya ini, Terdiri dari dua gugusan bangunan yakni bangunan depan dan bangunan belakang. Bangunan depan yang luasnya 10 x 20 meter terdiri dari dua lantai. Seluruh lantai atas dimanfaatkan sebagai ruangan museum. Sedangkan di lantai bawah terdapat dapur, ruang makan, ruang tamu, serta garasi yang telah berubah fungsi jadi ruang dokumentasi. Di lantai ini juga terdapat satu kamar tidur.

Bangunan belakang yang lokasinya di berada dibelakang bangunan depan, berupa rumah panggung seukuran 3 x 10 meter, dimanfaatkannya sebagai tempat penyimpanan karya-karyanya sejak tahun 1950-an. Sementara di kolong rumah panggung tersebut dibuat satu kamar tidur plus kamar mandi.

* Tercatat Museum RUDI ISBANDI memiliki lebih dari 150 karya seni rupa yang menjadi basis koleksi. karya-karyanya tersebut kerap ia bawa serta dalam rangkaian kunjungan ke berbagai tempat, kelompok dan institusi di seluruh Jawa Timur. menurutnya bukan jamannya museum menunggu dikunjungi masyarakat. 

Museum, ujarnya, perlu mengambil inisiatif dan proaktif untuk bergerak mendatangi masyarakat guna mengenalkan keragaman koleksi dan kekayaan peradaban yang dimiliki. Karya-karyanya tersebut turut pula dipamerkan dalam peluncuran program Museum Goes to Society 2010. Program yang bertujuan mendekatkan museum kepada masyarakat. ''Ini bagian dari misi saya untuk mendukung upaya pemerintah mewujudkan tahun berkunjung ke museum,'' ujar Rudi yang juga merupakan pensiunan dosen Unesa ini.

Menikah dengan Sunarti dan di karunia dua orang anak.

fonte: @edisonmariotti #edisonmariotti http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/isbandi.html

Nenhum comentário:

Postar um comentário